TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA – Eks Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menyinggung nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada saat menyampaikan ceramahnya di acara Istighosah Kubro yang digelar PA 212 di Pademangan, Jakarta Utara, Jum’at (9/2/2024) dini hari.
Hal itu bermula saat Rizieq yang menyatakan dukungan untuk pasangan calon Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) meminta agar pendukungnya tidak takut untuk memenangkan capres dan cawapres itu meski tak didukung oleh kekuatan kekuatan elite politik hingga ekonomi.
“Enggak usah takut kalau ada calon lain didukung oleh kekuatan ekonomi, kekuatan politik, kekuatan segala-gala yang mereka miliki, enggak usah takut,” ujar Rizieq.
Kemudian Rizieq pun mengungkit pengalaman pihaknya saat momen Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta beberapa waktu lalu yang dimana saat itu Anies dan Ahok saling bersaing.
Rizieq mengatakan, pada waktu itu ia dan pendukungnya merasa tak punya modal apa-apa ketimbang Ahok yang didukung dengan sejumlah instrumen kekuatan yang ada di tanah air.
“Di Jakarta waktu kita lawan Ahok kita punya apa sih? Ingat waktu Pilkada di Jakarta? Ahok didukung presiden, Kapolri, Panglima TNI, didukung semua media mainstream, partai-partai besar, didukung konglomerat, lembaga-lembaga survei, semua lembaga survei mengatakan Ahok menang satu putaran dia akan mendapat 70 persen suara,” ucap Rizieq.
Lanjutnya, Ahok kala itu di atas kertas diprediksi akan menang lantaran memiliki seluruh kekuatan yang diperlukan guna melenggang mulus menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Namun kenyataanya berbalik, Ahok kata dia akhirnya kalah dan batal menjabat sebagai orang nomor satu di Ibu Kota negara.
“Ahok didukung oleh kekuatan luar negeri, saudara. Di atas kertas Ahok menang. Tapi apa yang terjadi setelah itu, Allah SWT tetap menghendaki Ahok lengser dan longsor umat Islam yang diberikan kemenangan saudara,” jelasnya.
Menurutnya, kegagalan Ahok menang pada Pilkada DKI Jakarta saat itu karena adanya kecurangan.
Selain itu kekompakan dari pendukungnya juga menjadi faktor kekalahan Ahok pada perebutan tampuk kepemimpinan kepala daerah tersebut.
“Kita berjuang bersama, akhirnya saudara berhala yang satu ini dipuja dipuji oleh kelompok-kelompok tertentu, kalah, lengser, longsor. Udah kalah masuk penjara lagi saudara. Alhamdulillah,” cetusnya.
Akan tetapi Rizieq mengklaim bahwa pernyataanya itu bukan sebagai upaya dirinya mengungkit luka lama yang pernah terjadi saat itu.
Dirinya pun menekankan bahwa hal itu semata sebagai pengingat pendukungnya agar jangan takut dengan kebesaran musuh.
“Saya bukan ingin membuka luka lama, hanya ingin jadi pengingat kita jangan takut lihat kebesaran musuh, jangan,” pungkasnya.(*)
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan